3.1.3 Unsur-Unsur Interpretasi Citra Penginderaan Jauh
×

Terdapat beberapa unsur interpretasi citra secara umum. Adapun unsur-unsur tersebut yaitu, (Sutanto, 1986):

a) Rona dan Warna

×

Gambar 1. 33 Ilustrasi Rona dan Warna

Sumber: https://earth.google.com/

Rona (tone/color tone/ grey tone) ialah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek pada citra.

Jadi, rona merupakan tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya. Warna ialah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak.

a) Rona dan Warna

×

Gambar 1. 33 Ilustrasi Rona dan Warna

Sumber: https://earth.google.com/

Rona (tone/color tone/ grey tone) ialah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek pada citra.

Jadi, rona merupakan tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya. Warna ialah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak.

b) Bentuk

×

Gambar 1. 34 Illustrasi Bentuk Umum stadion pada Stadion 17 Mei di Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Sumber: https://earth.google.com/

Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak objek yang dapat dikenal berdasarkan bentuknya saja. Bentuk merupakan variabel kuualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka suatu objek (Lo, 1976).

Berkaitan dengan bentuk, terdapat dua istilah yaitu "shape" dan "form". Shape merupakan bentuk luar atau bentuk umum, sedangkan form merupakan susunan atau struktur yang bentukya lebih rinci.

×

Gambar 1. 35 Ilustrasi Bentuk rinci pada Gunung dari Gunung Besar Halau-Halau Di Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan

c) Ukuran

×

Gambar 1. 36 Ilustrasi Ukuran pada sekolah SMK N 4 Banjarmasin dengan rumah penduduk

Sumber: https://earth.google.com/

Ukuran merupakan atribut objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume. Karena ukuran objek pada citra merupakan fungsi skala maka di dalam memanfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi citra harus diingat skalanya.

Contoh ukuran pada gedung sekolah SMK memiliki ukuran yang lebih luas dibandingkan dengan rumah.

d) Tekstur

×

Gambar 1. 37 Ilustrasi tekstur pada Pantai Takisung, Tanah Laut

Sumber: https://earth.google.com/

Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona pada citra (Lillesand dan Kiefer, 1979) atau pengulangan rona kelompok objek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual (Estes dan Simonett, 1975). Tekstur sering dinyatakan dengan kasar, halus seperti beludru dan belang-belang.

Contohnya pada perairan memiliki tekstur yang halus sedangkan pepohonan memiliki tekstur yang kasar.

e) Pola

×

Gambar 1. 38 Ilustrasi Pola pada aliran sungai di Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Sumber: https://earth.google.com/

Pola adalah kecenderungan bentuk suatu objek, misalnya pola aliran sungai, pola permukiman penduduk, dan pola jaringan jalan. Artinya, pengulangan bentuk tertentu pada objek bentang alam atau bentang buatan untuk memudahkan proses identifikasi.

Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah.

Contoh pola aliran sungai Kuin menuju aliran sungai Pangeran dan sebaliknya.

f) Bayangan

×

Gambar 1. 39 Ilustrasi Bayangan pada Sungai Barito, Kalimantan Selatan

Sumber: https://earth.google.com/

Bayangan bersifat menyembungikan detail atau objek yang berada di daerah gelap. Bayangan yang terbentuk pada suatu objek sangat dipengaruhi oleh arah datangnya sinar matahari.

Unsur bayangan pada jembatan barito pada aliran sungai barito dibawahnya dan unsur bayangan pepohonan.

g) Situs

×

Gambar 1. 40 Ilustrasi Situs pada wilayah Banjarmasin

Sumber: https://earth.google.com/

Situs adalah tempat kedudukan suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Situs bukan merupakan cini objek secara langsung, tetapi dalam kaitannya dengan lingkungan sekitar.

Situs bukan merupakan ciri objek secara langsung, melainkan dalam kaitannya dengan lingkungan sekitarnya.

Situs dibagaikan menjadi (Estes dan Simonett, 1975):

  1. Letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya.
  2. Letak objek terhadap bentang darat.

Contohnya, daerah persawahan terdapat di dataran rendah, sedangkan permukiman penduduk biasanya memanjang mengikuti jalan, sungai, atau pantai.

h) Asosiasi

×

Gambar 1. 41 Ilustrasi Asosiasi Kawasan Hutan Mangrove Desa Pagatan Besar, Kecamatan Takisung, Kalimantan Selatan

Sumber: https://contoh.kemendesa.go.id/2020/10/06/tambatan-perahu-desa-pagatan-besar-pantau-dan-amankan-kawasan-hutan-mangrove/

Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara objek yang satu dengan objek lain. Jadi, asosiasi adalah keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek lainnya.

Contoh perairan berasosiasi dengan tanaman mangrove di desa Pagatan Besar, Kecamatan Takisung, Kalimantan Selatan. Hutan mangrove berfungsi menjaga kestabilan garis pantai, melindunginya dari abrasi, dan penyangga untuk mencegah instrusi air laut.

Contoh :

Perhatikan gambar poto udara di Stadion 17 Mei Banjarmasin dibawah ini!

×

Gambar 1. 42 Foto udara Stadion 17 Mei Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Hasil interpretasi gambar di atas, sebagai berikut:

Objek Rona Warna Bentuk Ukuran Tekstur Bayangan Pola Situs Asosiasi
Objek 1 Cerah Abu-abu gelap Huruf L 1 × 1cm Halus Ada Teratur Jalan Jalan
Objek 2 Gelap Abu-abu Persegi Panjang 1 × 0,1 cm Kasar Ada Teratur Jalan Perumahan